Senin, 05 Desember 2011

PROSPEK SUMBERDAYA BATUBARA DI KABUPATEN KUTAI TIMUR BAGIAN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Tulisan ini bermaksud untuk memberikan informasi awal mengenai potensi endapan batubara di daerah Kabupaten Kutai Timur bagian Barat antara lain meliputi
penyebaran, sumberdaya, kualitas, dan factor faktor lainnya yang diperlukan dengan harapan nantinya dapat dilanjutkan dengan pengembangan .    

Wilayah Kabupaten Kutai Timur  bagian barat, provinsi Kalimantant Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi endapan batubara yang menarik. Daerah ini secara geologi termasuk ke dalam Cekungan Kutai bagian Utara yang tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier mulai Eosen hingga Mio-Pliosen. Stratigrafi daerah ini dari batuan tua ke muda adalah Formasi Marah, Formasi Batuayau,Formasi Wahau dan Formasi Balikpapna. Kegiatan tektonik pda Oligosen, Miosen dan Pliosen membentuk ketidakselaraan antara ketiga formasi terakhir.

Formasi pembawa batubara di daerah ini  adalah Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan
Formasi Balikpapan. Lapisan-lapisan batubara secara umum terbentuk pada struktur lipatan khususnya inklin dengan arah sumbu Utara - Selatan sampaiTimurlaut – Barat daya.Terdapat dua hingga lima lapisan batubara utama denga ketebalan maksimum mencapai 26,80 m. 
Kualitas batubara pada ketiga formasi di daerah ini tidak memperlihatkan perbedaan yang
cukup signifikan.

Batubara Formasi Batuayau memiliki kandungan abu antara 2,26 – 9,37 % (adb) atau rata-rata 5,81% ,  Kandungan belerang antara 0,15 – 0,35 % (adb) atau rata-rata 0,21% dan Nilai Kalori antara 5100 -5620 kal/gr atau rata-rata 5440 kal/gr.

 Batubara Formasi Wahau memiliki kandungan abu antara 2,28-12,40% (adb) atau rata-rata 4,96%,   Kandungan belerang antara 0,11-0,45% (adb) atau rata-rata 0,17% dan Nilai Kalori antara 4870 -5595 kal/gr atau rata-rata 5375 kal/gr.

Batubara Formasi Balikpapan memiliki kandungan abu antara 3,28 – 5,21% (adb) atau rata-rata4,19 %,  Kandungan belerang antara 0,11 – 0,18% (adb) atau rata-rata 0,15% dan Nilai Kalori antara 5245 – 5665 kal/gr atau rata-rata 5540 kal/gr.

Sumberdaya batubara daerah ini dihitung sampai kedalaman 100 m dan batas ketebalan
batubara minimal 1,0 m adalah sekitar 2,371 milyar ton, dengan rincian 1,743 milyar ton dikategorikan sebagai sumber daya hipotetik dan 627,8 juta ton  sebagai sumber daya tereka. Endapan batubara di daerah ini dari segi sumber daya terhitung cukup besar dan dari segi kualitas tergolong batubara bersih dan ramah lingkungan namun salah satu kendala untuk  pemanfaatannya adalh mahalnya biaya transportasi karena lokasinya yang jauh dari pantai.  


 Batubara selama ini merupakan salah satu komoditi bahan galian yang telah banyak memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara maupun peranannya dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Salah satu daerah penghasil batubara
yang cukup penting adalah Provinsi Kalimantan Timur. Provinsi ini sampai saat ini merupakan daerah dengan produksi batubara terbesar di Indonesia dan daerah nomor dua besar dalam hal potensi sumberdaya batubara.

Berbicara mengenai endapan batubara di Kalimantan Timur tidak terlepas dari keberadaan beberapa cekungan dan formasi pembawa batubara di daerah ini, salah satu
cekungan yang terpenting adalah Cekungan Kutai. Tulisan ini berusaha menampilkan
informasi mengenai prospek sumber daya batubara di salah satu wilayah di Provinsi
Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Kutai Timur bagian barat yang merupakan bagian dari Cekungan Kutai. Materinya sebagian besar merupakan rangkuman dari tiga kegiatan
inventarisasi batubara bersistem masing-masing di daerah Long Lees, Marah Haloq dan Long Nah, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.  Kegiatan tersebut
merupakan bagian dari program DIK-S batubara tahun anggaran 2005.


Daerah Long Lees, Marah Haloq, Long Nah dan sekitarnya secara administratif
menempati wilayah tiga kecamatan : Busang, Baturedi dan Muaraancalong, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara
geografis terletak antara :
  1. 116°30’00’’ - 116°45’00’’ BT dan  00°45’00’’-  01°00’00’’LS2. 116°45’00’’ - 117°00’00’’ BT dan
  2. 00°45’00’’ -01°00’00’’ LS
  3.  116°30’00’’ - 116°45’00’’ BT dan Daerah ini terletak lebih kurang 220 km ke arah Baratlaut kota Samarinda atau sekitar 200 km ke arah barat Sangata. Pencapaian lokasi dengan jalan darat yaitu melalui jalur Samarinda – Sebulu – Lokasi,  memakan waktu lebih kurang 6-7 jam


KEADAAN GEOLOGIS

Daerah Long Lees, Marah Haloq, Long Nah dan sekitarnya tertera pada peta geologi
Lembar Muaraancalong,  Kalimantan, skala 1 : 250.000 (Atmawinata, dkk, 1995). Daerah ini merupakan bagian dari Cekungan Kutai yang tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier mulai Eosen hingga Pliosen. Pengendapan Tersier dipisahkan oleh tiga fase tektonik yaitu Oligosen, Miosen dan Pliosen. Batuan Tersier pengisi cekungan dari tua ke muda adalah Formasi Marah, Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan. Endapan batubara ditemukan pada ketiga formasi terakhir 

 Tatanan Tektonik
Mengacu kepada konsep tektonik lempeng (Katili, 1978, dan Situmorang, 1982)
Cekungan Kutai di Kalimantan merupakan  cekungan busur belakang atau  back arch di
bagian barat yang terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Peregangan di Selat Makassar sangat mempengaruhi pola pengendapan terutama pada bagian timur cekungan.

 Stratigrafi 
Cekungan Kutai terisi oleh seri batuan sedimen pengisi cekungan diperkirakan
mencapai tebal  sekitar 7500 m yang diendapkan mulai dari lingkungan delta, laut
dangkal hingga laut dalam. Sedimentasi yang terjadi mulai Eosen hingga Pliosen menghasilkan  seri batuan sedimen yang antara lain terdiri atas Formasi Marah, Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan . Terjadi tiga proses tektonik pada Oligosen, Miosen dan Pliosen menyebabkan ketidakselarasan antara pengendapan Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan.

 Formasi Marah merupakan formasi tertua pengisi cekungan pada Lembar muaraancalong. Formasi Marah tersusun oleh perselingan napal dan batulempung bersisipan batugamping. Formasi ini berumur Eosen Akhir dan diendapkan di lingkungan sublitoral dalam.

 Formasi Batuayau terletak selaras di atas Formasi Marah. Formasi ini umumnya tersusun oleh batupasir, atulumpur, batulanau dan  sedikit batugamping. Setempat terdapat sisipan batubara, lempung karbonan dan gampingan. Formasi ini berumur Eosen Akhir dan diendapkan di lingkungan delta hingga laut dangkal – terbuka.

Formasi Wahau menindih tak selaras Formasi Batuayau. Formasi ini tersusun oleh
perselingan batulempung, batupasir kuarsa, batupasir lempungan dan batulempung pasiran, setempat terdapat sisipan batubara.  Pada bagian bawah dari formasi ini disisipi oleh batugamping. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah dan diendapkan di lingkungan laut dangkal – darat. Formasi Balikpapan diendapkan tak selaras di atas Formasi Wahau. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa, batulempung bersisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Formasi ini berumur
Miosen Tengah dan diendapkan di lingkungan delta – litoral hingga laut dangkal.

Struktur
Struktur geologi yang berkembang pada Lembar Muaraancalong adalah struktur
sesar dan lipatan. Struktur sesar umumnya berarah Baratlaut – Tenggara dan Timurlaut –
Baratdaya, sedangkan lipatan berupa sinklin dan antiklin yang umumnya berarah hampir Utara – Selatan.

POTENSI ENDAPAN BATUBARA
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu dari formasi pembawa batubara di daerah ini
adalah Formasi Batuayau (Eosen), Formasi Wahau (Oligo-Miosen) dan Formasi Balikpapan (Mio-Pliosen). 

 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian terdahulu adalah  sebagai berikut :
1. Daerah inventarisasi secara geologi termasuk ke dalam Cekungan Kutai yang
tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier dari Formasi Marah, Formasi Batuayau,
Formasi Wahau dan Formai Balikpapan yg berumur mulai Eosen hingga Pliosen.
Tektonik pada Oligosen, Miosen dan Oliosen menyebabkan ketidakselarsan
antara Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan.

2. Formasi pembawa batubara adalah Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan
Formasi Balikpapan.

3. Terdapat dua sampai lima lapisan batubara dengan ketebalan maksimum mencapai
26,8 m

4. Kualitas batubara dicerminkan dengan kisaran kandungan abu (Ash, adb),
kandungan belerang(St, adb) dan nilai kalori (CV,adb) dan kisarannya untuk
masing-masing formasi adalah Formasi Batuayau : Ash 3,18-9,39%, St  0,17-
0,35%, CV 5100-5255 kal/gr. Formasi Wahau : Ash 2,58-6,11%, St 0,11-0,15%,
CV 5405-5510 kal/gr. Formasi Balikpapan : Ash 3,28-3,78 %, St 0,11-
0,18%, CV 5245-5500 kal/gr. Berdasarkan klasifikasi ASTM batubara di daerah ini digolongkan ke dalam Lignit.

5. Sumberdaya batubara dengan batasan kedalaman 100 m dan ketealan minimal
1,0 m adalah  sebesar  2,371 milyar ton yang terdiri atas sumberdaya hipotetik
1,743 juta ton dan  sumberdaya tereka sebesar 627,8 juta ton.

6. Daerah ini mempunyai potensi sumberdaya batubara tergolong cukup besar dengan kualitas batubara termasuk batubara bersih dan ramah lingkungan namun lokasinya yang jauh dari pantai menimbulkan kendala dalam mahalnya biaya transportasi


Ditulis Oleh : Dahlan Ibrahim 
SUBDIT BATUBARA Prov Kaltim
 

Tidak ada komentar: