Tulisan ini bermaksud untuk memberikan informasi awal
mengenai potensi endapan batubara di daerah Kabupaten Kutai Timur bagian Barat
antara lain meliputi
penyebaran, sumberdaya, kualitas, dan factor faktor lainnya
yang diperlukan dengan harapan nantinya dapat dilanjutkan dengan pengembangan .
Wilayah Kabupaten Kutai Timur bagian barat, provinsi Kalimantant Timur
merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi endapan batubara yang
menarik. Daerah ini secara geologi termasuk ke dalam Cekungan Kutai bagian
Utara yang tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier mulai Eosen hingga
Mio-Pliosen. Stratigrafi daerah ini dari batuan tua ke muda adalah Formasi
Marah, Formasi Batuayau,Formasi Wahau dan Formasi Balikpapna. Kegiatan tektonik
pda Oligosen, Miosen dan Pliosen membentuk ketidakselaraan antara ketiga
formasi terakhir.
Formasi pembawa batubara di daerah ini adalah Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan
Formasi Balikpapan. Lapisan-lapisan batubara secara umum
terbentuk pada struktur lipatan khususnya inklin dengan arah sumbu Utara -
Selatan sampaiTimurlaut – Barat daya.Terdapat dua hingga lima lapisan batubara utama denga ketebalan
maksimum mencapai 26,80 m.
Kualitas batubara pada ketiga formasi di daerah ini tidak
memperlihatkan perbedaan yang
cukup signifikan.
Batubara Formasi Batuayau memiliki kandungan abu antara 2,26
– 9,37 % (adb) atau rata-rata 5,81% ,
Kandungan belerang antara 0,15 – 0,35 % (adb) atau rata-rata 0,21% dan
Nilai Kalori antara 5100 -5620 kal/gr atau rata-rata 5440 kal/gr.
Batubara Formasi
Wahau memiliki kandungan abu antara 2,28-12,40% (adb) atau rata-rata
4,96%, Kandungan belerang antara
0,11-0,45% (adb) atau rata-rata 0,17% dan Nilai Kalori antara 4870 -5595 kal/gr
atau rata-rata 5375 kal/gr.
Batubara Formasi Balikpapan memiliki kandungan abu antara
3,28 – 5,21% (adb) atau rata-rata4,19 %,
Kandungan belerang antara 0,11 – 0,18% (adb) atau rata-rata 0,15% dan
Nilai Kalori antara 5245 – 5665 kal/gr atau rata-rata 5540 kal/gr.
Sumberdaya batubara daerah ini dihitung sampai kedalaman 100
m dan batas ketebalan
batubara minimal 1,0 m adalah sekitar 2,371 milyar ton,
dengan rincian 1,743 milyar ton dikategorikan sebagai sumber daya hipotetik dan
627,8 juta ton sebagai sumber daya
tereka. Endapan batubara di daerah ini dari segi sumber daya terhitung cukup
besar dan dari segi kualitas tergolong batubara bersih dan ramah lingkungan
namun salah satu kendala untuk
pemanfaatannya adalh mahalnya biaya transportasi karena lokasinya yang
jauh dari pantai.
Batubara selama ini
merupakan salah satu komoditi bahan galian yang telah banyak memberikan
kontribusi dalam penerimaan devisa negara maupun peranannya dalam menggerakkan
roda perekonomian nasional. Salah satu daerah penghasil batubara
yang cukup penting adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Provinsi ini sampai saat ini merupakan daerah dengan produksi batubara terbesar
di Indonesia
dan daerah nomor dua besar dalam hal potensi sumberdaya batubara.
Berbicara mengenai endapan batubara di Kalimantan Timur
tidak terlepas dari keberadaan beberapa cekungan dan formasi pembawa batubara
di daerah ini, salah satu
cekungan yang terpenting adalah Cekungan Kutai. Tulisan ini
berusaha menampilkan
informasi mengenai prospek sumber daya batubara di salah
satu wilayah di Provinsi
Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Kutai Timur bagian barat
yang merupakan bagian dari Cekungan Kutai. Materinya sebagian besar merupakan
rangkuman dari tiga kegiatan
inventarisasi batubara bersistem masing-masing di daerah
Long Lees, Marah Haloq dan Long Nah, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan
Timur. Kegiatan tersebut
merupakan bagian dari program DIK-S batubara tahun anggaran
2005.
Daerah Long Lees, Marah Haloq, Long Nah dan sekitarnya
secara administratif
menempati wilayah tiga kecamatan : Busang, Baturedi dan
Muaraancalong, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara
geografis terletak antara :
- 116°30’00’’ - 116°45’00’’ BT dan 00°45’00’’- 01°00’00’’LS2. 116°45’00’’ - 117°00’00’’ BT dan
- 00°45’00’’ -01°00’00’’ LS
- 116°30’00’’ - 116°45’00’’ BT dan Daerah ini terletak lebih kurang 220 km ke arah Baratlaut kota Samarinda atau sekitar 200 km ke arah barat Sangata. Pencapaian lokasi dengan jalan darat yaitu melalui jalur Samarinda – Sebulu – Lokasi, memakan waktu lebih kurang 6-7 jam
KEADAAN GEOLOGIS
Daerah Long Lees, Marah Haloq, Long Nah dan sekitarnya tertera
pada peta geologi
Lembar Muaraancalong,
Kalimantan , skala 1 : 250.000
(Atmawinata, dkk, 1995). Daerah ini merupakan bagian dari Cekungan Kutai yang
tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier mulai Eosen hingga Pliosen.
Pengendapan Tersier dipisahkan oleh tiga fase tektonik yaitu Oligosen, Miosen
dan Pliosen. Batuan Tersier pengisi cekungan dari tua ke muda adalah Formasi
Marah, Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan. Endapan batubara
ditemukan pada ketiga formasi terakhir
Tatanan Tektonik
Mengacu kepada konsep tektonik lempeng (Katili, 1978, dan
Situmorang, 1982)
Cekungan Kutai di Kalimantan merupakan cekungan busur belakang atau back arch di
bagian barat yang terbentuk akibat tumbukan antara lempeng
benua dan lempeng samudera. Peregangan di Selat Makassar sangat mempengaruhi
pola pengendapan terutama pada bagian timur cekungan.
Stratigrafi
Cekungan Kutai terisi oleh seri batuan sedimen pengisi
cekungan diperkirakan
mencapai tebal
sekitar 7500 m yang diendapkan mulai dari lingkungan delta, laut
dangkal hingga laut dalam. Sedimentasi yang terjadi mulai
Eosen hingga Pliosen menghasilkan seri
batuan sedimen yang antara lain terdiri atas Formasi Marah, Formasi Batuayau,
Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan . Terjadi tiga proses tektonik pada
Oligosen, Miosen dan Pliosen menyebabkan ketidakselarasan antara pengendapan
Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan.
Formasi Marah
merupakan formasi tertua pengisi cekungan pada Lembar muaraancalong. Formasi
Marah tersusun oleh perselingan napal dan batulempung bersisipan batugamping.
Formasi ini berumur Eosen Akhir dan diendapkan di lingkungan sublitoral dalam.
Formasi Batuayau
terletak selaras di atas Formasi Marah. Formasi ini umumnya tersusun oleh
batupasir, atulumpur, batulanau dan
sedikit batugamping. Setempat terdapat sisipan batubara, lempung
karbonan dan gampingan. Formasi ini berumur Eosen Akhir dan diendapkan di
lingkungan delta hingga laut dangkal – terbuka.
Formasi Wahau menindih tak selaras Formasi Batuayau. Formasi
ini tersusun oleh
perselingan batulempung, batupasir kuarsa, batupasir
lempungan dan batulempung pasiran, setempat terdapat sisipan batubara. Pada bagian bawah dari formasi ini disisipi
oleh batugamping. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah dan diendapkan
di lingkungan laut dangkal – darat. Formasi Balikpapan diendapkan tak selaras
di atas Formasi Wahau. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa,
batulempung bersisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Formasi ini
berumur
Miosen Tengah dan diendapkan di lingkungan delta – litoral
hingga laut dangkal.
Struktur
Struktur geologi yang berkembang pada Lembar Muaraancalong
adalah struktur
sesar dan lipatan. Struktur sesar umumnya berarah Baratlaut
– Tenggara dan Timurlaut –
Baratdaya, sedangkan lipatan berupa sinklin dan antiklin
yang umumnya berarah hampir Utara – Selatan.
POTENSI ENDAPAN
BATUBARA
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu dari formasi pembawa
batubara di daerah ini
adalah Formasi Batuayau (Eosen), Formasi Wahau
(Oligo-Miosen) dan Formasi Balikpapan (Mio-Pliosen).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian terdahulu
adalah sebagai berikut :
1. Daerah inventarisasi secara geologi termasuk ke dalam
Cekungan Kutai yang
tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier dari Formasi
Marah, Formasi Batuayau,
Formasi Wahau dan Formai Balikpapan yg berumur mulai Eosen hingga
Pliosen.
Tektonik pada Oligosen, Miosen dan Oliosen menyebabkan
ketidakselarsan
antara Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi
Balikpapan.
2. Formasi pembawa batubara adalah Formasi Batuayau, Formasi
Wahau dan
Formasi Balikpapan.
3. Terdapat dua sampai lima
lapisan batubara dengan ketebalan maksimum mencapai
26,8 m
4. Kualitas batubara dicerminkan dengan kisaran kandungan
abu (Ash, adb),
kandungan belerang(St, adb) dan nilai kalori (CV,adb) dan
kisarannya untuk
masing-masing formasi adalah Formasi Batuayau : Ash
3,18-9,39%, St 0,17-
0,35%, CV 5100-5255 kal/gr. Formasi Wahau : Ash 2,58-6,11%,
St 0,11-0,15%,
CV 5405-5510 kal/gr. Formasi Balikpapan : Ash 3,28-3,78 %, St 0,11-
0,18%, CV 5245-5500 kal/gr. Berdasarkan klasifikasi ASTM
batubara di daerah ini digolongkan ke dalam Lignit.
5. Sumberdaya batubara dengan batasan kedalaman 100 m dan ketealan
minimal
1,0 m adalah
sebesar 2,371 milyar ton yang
terdiri atas sumberdaya hipotetik
1,743 juta ton dan
sumberdaya tereka sebesar 627,8 juta ton.
Ditulis Oleh : Dahlan Ibrahim
SUBDIT BATUBARA Prov Kaltim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar