Rabu, 14 September 2011

Ruang Lingkup perencanaan Tambang


Agar mempermudah pekerjaan perencanaan tambang terbuka, maka masalah ini biasanya dibagi menjadi beberapa tugas sebagai berikut:

1. Penentuan batas dari pit (ultimate pit limit).
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk suatu cebakan bijih, berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas dari pit, nilai waktu dan uang belum diperhitungkan. 
2. Perancangan pushback.
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan dari pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Pada tahap inielemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan (pushback) telah mulai dipertimbangkan. 
3. Penjadwalan produksi.
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) diatas kertas. Jenjang demi jenjang mengikuti urutanpushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut of grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria waktu dari uang, misalnya net present value (NPV). Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkatproduksi dan strategi kadar batas yang terbaik. 
4. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu.
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap 3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu (biasanya pertahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan tahun ini sudah cukup rinci, didalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste dump) diuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat. 
5. Pemilihan alat.
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap perioda waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (seperti dozer, grader, dll) dihitung pula. 
6. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital.
Dengan menggunakan tingkat prodeksi untuk peralatan yang dipilih, dapat diitungjumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi kapital dan penggantian alat dapat dihitung.

WAKTU EDAR (CYCLE TIME)
Dalam pemindahan material terjasi kegiatan yang dilakukan berulang denga satu alat atau beberapa alat:
-          Menggali
-          Memuat
-          Memindahkan
-          Memongkar muatan
Waktu siklus/edar atau cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan Satu siklus kegiatan, yang bergantung kepada:
1.       Jenis alat berat yang digunakan
Misalnya:
·                        Dump-truk : Pemuatan – Pengangkutan – Penumpahan – Kembali
·                        Bull-Dozer : Penencapan blade – penggusuran – Pengangkatan Blade – Memutar.
·                        Excavator : Penggalian – Ayun bermuatan – penumpahan Ayun kosong
·                        Dragline : Pelemparan bucket – Pengerukan – Pengangkatan Bucket – Ayunan bermuatan – Penumpahan – Ayun kosong
2.       Jenis kegiatan yang dilakukan
Misalnya : dozer untuk menggusur, memotong, mengepras atau menyuai tinggi
3.       Metoda kerja yang dilakukan
·                        Misalnya: bachoe mengeruk tanah kemudian tanah tersebut dibuang begitu saja, siklusnya akan berbeda kalau backhoe tersebut mengeruk tanah kemudian tanah tersebut dimuat ke atas dumptruck atau ditimbun ke stockpile dan/atau waste-dump.
Unsur siklus kerja:
1.       Waktu muat atau loading time (LT), tergantung pada jenis tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam pemuatan dan efisiensi alat.
2.       Waktu angkut atau hauling time (HT)
3.       Waktu kembali atau return time (RT)
4.       Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
5.       Waktu manuver atau spotting time (ST)
Waktu edar dumptruck :
CT = LT + HT + DT + RT + ST

EFISIENSI ALAT, tergantung pada:
1.       Kemampuan operator pemakai alat,
2.       Pemilihan dan pemeliharaan alat,
3.       Perencanaan dan pengaturan letak alat,
4.       Topografi dan volume pekerjaan,
5.       Kondisi cuaca,
6.       Metode pelaksanaan alat,

Tabel Efisiensi Kerja
Kondisi Operasi ALat
Pemeliharaan Mesin
Baik Sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk Sekali
Baik Sekali
0,83
0,81
0,76
0,70
0,63
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
0,60
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,60
0,54
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
0,45
Buruk Sekali
0,52
0,50
0,47
0,42
0,32

PRODUKTIFITAS DAN DURASI PEKERJAAN
PRODUKTIFITAS:
Menghitung Jumlah Alat:
1.       Tentukan alat mana yang mempunya produktifitas terbesat.
2.       Asumsikan alat dengan produktifitas tersebut berjumlah satu unit
3.       Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas terbesar.
4.       Rumus jumlah alat lainnya:

DURASI PEKERJAAN
Durasi
 BULDOZER
Data yang diamati:
Jarak gusur dan kondisi lapangan, jenis, sifat dan volume material yang digusur, waktu edar (CT), dimensi blade, perpindahan transmisi:
Prosedur:
·                        Siapkan alat
·                        Ukur dimensi blade dari bulldozer
·                        Amati jenis material yang digusur
·                        Pada waktu bulldozer bekerja amati waktu edar dan catat hasil pengamatan dalam tabel observasi. Pencatatan dilakukan saat perpindahan gigi maju, mendorong, pindah gigi mundur, dst.
·                        Sewaktu buldozer selesai menggusur, ukur waktu antara titik awal material berada dengan ujung tempat kerja bulldozer.
·                        Hitung produktifitas dan efisiensi alat.

Perhitungan Produksi
Produksi per-siklus:
Q = L x H2 x a
Dimana:
Q = Produksi per siklus (m3)
L = Lebar blade    (m)
H = Tinggi blade (m)
A = Factor Blade

Tabel Faktor Blade
Derajat Pelaksanaan penggusuran
Faktor Blade
Penggusuran ringan
Dapat dilakukan dengan blade penuh tanah lepas: kadar air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan, tanah biasa, stockpile
1,1-0,9
Penggusuran Sedang
Tanah lepas, tetapi tidak mungkin digususr dengan blade penuh : tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batupecah
0,9-0,7
Penggusuruan agak sulit
Kadar air tinggi dan tanah liat pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering dan tanah asli
0,7-0,6
Penggusuran sulit
Batuan hasil ledakan, batuan berukuran besar
0,6-0,4


Waktu Edar

CT = FT + GCTR + RT + GCTF

Dimana;
CT          = waktu edar      (menit)
FT           = waktu mendorong/maju          (menit)
GCTR     = waktu mengganti gigi mundur                (menit)
RT           = waktu mundur                              (menit)
GCTF     = waktu mengganti gigi maju      (menit) 

Produksi per-jam 
Q  =( Q1/CT ) * 60
Dimana;
Q             = produksi per jam                          (m3/jam)
Q1         = Produksi per siklus                       (m3)
CT           = waktu edar                                     (menit)
60           = konversi jam รจ menit
E              = Efisiensi kerja

QUALITY CONTROL
Adalah management pengendalian kualitas batubara dari mulai data geology sampai batubara tersebut dikirim kepada end user.

GEOLOGY – MINE PLANNING – PRODUCTION – BARGING – PENGAPALAN
STOCKPILE MANAGEMENT
Adalah management pengelolaan penyimpanan batubara produksi di stockpile yang mempertimbangkan faktor-faktor kualitas maupun karakteristik batubara.
QUALITY CONTROL
Quality Control di suatu perusahaan tambang merupakan tanggung jawab semua bagian dari mulai Geology sampai Shipping. Tanpa keterlibatan semua bagian tersebut, tidak akan pernah tercapai penyelenggaraan pengendalian mutu atau quality control yang baik.

Sumber : Bangferry  www.caritambangbatubara.com

Tidak ada komentar: